Kamis, 31 Maret 2016

MAKALAH MEKANISME KERJA BERBAGAI SISTEM DALAM MEMPERTAHANKAN HOMEOSTATIS

MEKANISME KERJA BERBAGAI SISTEM DALAM MEMPERTAHANKAN HOMEOSTATIS














KATA PENGANTAR


Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah  mekanisme kerja berbagai sistem dalam memperthankan homeostatis tubuh.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
    
            Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
    
    Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
    
                                                                                      Jakarta, 1o november 2015
    

                                                                                             penyusun












HOMEOSTASIS
A. PENGERTIAN
       Homeostasis berasal dari bahasa Yunani : homeo berarti “sama”, stasis “mempertahankan keadaan”, sehingga dapat diartikan sebagai suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi segala kondisi yang dihadapi. Istilah ini digunakan oleh ahli fisiologi untuk menjelaskan pemeliharaan aneka kondisi yang hampir selalu konstan di lingkungan dalam.

       Homeostasis dipertahankan oleh mekanisme fisiologis yang mengontrol fungsi tubuh dan memantau organ tubuh. Untuk sebagian besar mekanisme ini dikontrol oleh sistem saraf dan endokrin dan tidak mencakup perilaku sadar. Tubuh membuat penyesuaian dalam frekuensi jantung, frekuensi pernapasan, tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan cairan dan elektrolit, sekresi hormon dan tingkat kesadaran yang semuanya ditujukan untuk memberi kontribusi bagi homeostasis.

B.  DASAR-DASAR HOMEOSTASIS

            Ahli ilmu faal Amerika Serikat Walter Cannon mengajukan 4 postulat yang mendasari homeostasis, yaitu:
1. peran system saraf dalam mempertahankan kesesuaian lingkungan dalam dengan kehidupan.
2. adanya kegiatan pengendalian yang bersifat tonik.
3. adanya pengendalian yang bersifat antagonistik.
4. suatu sinyal kimia dapat mempunyai pengaruh yang berbeda di jaringan tubuh berbeda.


C.  FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTAHANKAN SECARA HOMEOSTASIS

Faktor-faktor lingkungan internal yang harus dipertahankan secara homeostasis, yaitu :
1. Konsentrasi molekul zat-zat gizi.
Sel-sel membutuhkan pasokan molekul nutrient yang tetap untuk digunakan sebagai bahan bakar metabolic untuk menghasilkan energi. Energy kemudian digunakan untuk menunjang aktifitas-aktifitas khusus dan untuk mempertahankan hidup.

2. Konsentrasi O2 dan CO2
Sel membutuhkan O2 untuk melakukan reaksi-reaksi kimia yang menarik sebanyak mungkin energi dari molekul nutrien digunakan oleh sel. CO2 yang dihasilkan selama reaksi-reaksi tersebut berlangsung harus diseimbangkan dengan CO2 yang dikeluarkan oleh paru, sehingga CO2 pembentuk asam ini tidak meningkatkan keasaman di lingkungan  internal.

3. Konsentrasi zat-zat sisa
Berbagai reaksi kimia menghasilkan proiduk-produk akhir yang berefek toksik bagi sel apabila dibiarkan tertimbun melebihi batas tertentu.

4. pH.
Diantara efek-efek paling mencolok dari p[erubahan keasaman lingkungan cairan internal adalah perubahan mekanisme pembentuk sinyal listrik di sel saraf dan perubahan aktifitas enzim di semua sel.

5. Konsentrasi air,garam-garam, dan elektrolit-elektrolit lain
Karena konsentrasi relative garam (NaCl) dan air di dalam cairan ekstrasel (lingkungan internal) mempengaruhi berapa banyak air yang masuk atau keluar sel, konsentrasi keduanya diatur secara ketat untuk mempertahankan volume sel yang sesuai. Sel-sel tidak dapat berfungsi secara normal apabila mereka membengkak atau menciut. Elektrolit lain memiliki bermacam-macam fungsi fital lainnya. Sebagai contoh denyut jantung yang teratur bergantung pada konsentrasi kalium di cairan ekstra sel yang relative konstan.

6. Suhu.
Sel-sel tubuh berfungsi secara optimal dalam rentan suhu yang sempit. Sel-sel akan mengalami perlambatanaktifitas yang hebat apabila suhunya terlalu dingin dan yang lebih buruk protein-protein structural dan enzimatiknya akan terganggu apabila suhunya terlalu panas.

7. Volume dan tekanan.
Komponen sirkulasi pada lingkungan internal, yaitu plasma, harus dipertahankan pada tekanan darah dan volume yang adekuat agar penghubung vital antara sel dan lingkungan eksternal ini da[at terdistribusi ke seluruh tubuh.

E.  KONTRIBUSI BERBAGAI SISTEM BAGI HOMEOSTASIS
       
Homeostasis sangat penting bagi kelangsungan hidup setiap sel, dan pada gilirannya, setiap sel, melalui aktifitas khususnya masing-masing, turut berperan sebagai bagian dari system tubuh untuk memelihara lingkungan internal yang digunakan bersama oleh semua sel.
    
Terdapat sebelas system tubuh utama, kontribusi terpenting mereka untuk homeostasis dicantumkan sebagai berikut:

1. Sistem Sirkulasi.
Merupakan system transportasi yang membawa berbagai zat, misalnya zat gizi, O2, CO2, zat-zat sisa,elektrolit, dan hormone dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya.

2. Sistem Pencernaan
Menguraikan makanan menjadi molekul-molekul kecil zat gizi yang dapat diserap  ke dalam plasma untuk didistribusikan ke seluruh sel. Sel ini juga memindahkan air dan elektrolit dari lingkungan eksternal ke lingkungan internal. System ini mengeluarkan sisa-sisa makanan yang tidak dicerna  ke lingkungan eksternal melalui tinja.

3. Sistem Respirasi
Mengambil  O2 dari udara dan mengeluarkan CO2 ke lingkungan eksternal. Dengan menyesuaikan kecepatan pengeluaran CO2 pembentuk asam, system respirasi juga penting  untuk mempertahankan pH lingkungan internal yang sesuai.

4. Sistem Kemih
Mengeluarkan kelebihan garam, air, dan elektrolit lain dari plasma melalui urine, bersama zat-zat sisa selain CO2.

5. Sistem Rangka
Memberi penunjang dan proteksi bagi jaringan lunak dan organ-organ. System ini juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan kalsium, suatu elektrolit yang konsentrasinya dalam plasma harus dipertahankandalam rentang yang sangat sempit. Bersama dengan system otot , system rangka juga memungkinkan timbulnya gerakan tubuh dan bagian-bagiannya.

6. Sistem Otot
Menggerakkan tulang-tulang yang melekat kepadanya. Dari sudut pandang homeostasis semata-mata, sistem ini memungkinkan individu mendekati makanan dan menjauhi bahaya. Selain itu, panas yang dihasilkan oleh kontraksi otot penting untuk mengatur suhu. Karena berada di bawah kontrol kesedaran, individu mampu menggunakan otot rangka untuk melakukan bermacam gerakan sesuai keinginan. Gerakan-gerakan tersebut, berkisar dari keterampilan motorik halus yang diperlukan, misalnya untuk menjahit sampai gerakan-gerakan kuat yang diperlukan untuk mengangkat beban, tidak selalu diarahkan untuk mempertahankan homeostasis.

7. Sistem Integument
Berfungsi sebagai sawar protektif bagian luar yang mencegahcairan internal keluar dari tubuhdan mikroorganisme asing masuk ke dalam tubuh. System ini juga penting dalam mengatur suhu tubuh. Jumlah panas yang dikeluarkan dari permukaan tubuh ke lingkungan eksternal dapat disesuaikan dengan mengatur produksi keringat dan dengan mengatur aliran darah hangat ke kulit.

8. Sistem Imun
Mempertahankan tubuh dari seranganbenda asing  dan sel-sel tubuh yang telah menjadi kanker. System ini juga mempermudah jalan untuk perbaikan dan penggantian sel yang tua atau cedera.

9. Sistem Saraf
Merupakan salah satu dari dua system pengatur atau control utama tubuh. Secara umum, system ini mengontrol dan mengkoordinasikan aktifitas tubuhyang memerlukan respon cepat. System ini sangat penting terutama untuk mendeteksidan mencetuskan reaksi terhadap berbagai perubahan di lingkungan internal. Selain itu, system ini akan bertanggung jawab atas fungsi lain yang lebih tinggi yang tidak seluruhnya ditujukan untuk mempertahankan homeostasis, misalnya kesadaran, ingatan, dan kreatifitas.

10.        Sistem Endokrin
Merupakan system kontrol utainnya. Secara umum, kelenjar-kelenjarpenghasil hormone pada system endokrin mengatur aktifitas yang lebih mementingkan daya tahan (durasi) daripada kecepatan. System ini terutama penting untuk mengontrol konsentrasi zat-zat gizi dan dengan menyesuaikan fungsi ginjal, mengontrol volume serta komposisi elektrolit lingkungan internal.

11.        Sistem Reproduksi
System ini tidak esensial bagi homeostasis, sehingga tidak penting bagi kelangsungan hidup individu. Akan tetapi, system ini penting bagi kelangsungan hidupsuatu spesies.


E.   SISTEM CONTROL HOMEOSTASIS

Untuk mempertahankan homeostasis, tubuh harus mampu mendeteksi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada faktor-faktor lingkungan internal yang perlu dijaga dalam retang yang sempit. Tubuh juga harus mampu mengontrol berbagai sistem tubuh yang bertanggung jawab untuk menyesuaikan faktor-faktor itu. Sebagai contoh, untuk mempertahankan konsentrasi CO2 di cairan ekstrasel pada kadar yang optimal, tubuh harus mampu mendeteksi adanya perubahan pada konsentrasi CO2 dan kemudian dengan tepat mengubah aktifitas pernapasan, sehingga konsentrasi CO2 kembali ke tingkat yang diinginkan.

Sistem control yang beroperasi untuk mempertahankan homeostasis dapat dikelompokkan menjadi dua kelas, yaitu:

1. Control intrinsic
Control intrinsik (local, intrinsic berarti ”di dalam”) terdapat di dalam atau inheren bagi organ yang bersangkutan. Sebagai contoh, sewaktu suatu otot yang beraktifitas menggunakan O2 dan mengeluarkan CO2  untuk menghasilkan energy yang diperlukan untuk menjalankan aktifitas kontraktilnya, konsentrasi O2 turun dan CO2 meningkat di dalam otot tersebut. Melalui kerja langsung pada otot polos di dinding pembuluh darah yang mengaliri otot-otot tersebut, perubahan-perubahan kimiawi local tersebut menyebabkan otot polos melemas dan pembuluh terbuka lebar untuk mengakomodasikan peningkatan aliran darah ke otot tersebut. Mekanisme local ini ikut berperan mempertahankan kadar O2 dan CO2yang optimal di dalam lingkungan cair internal yang mengelilingi sel-sel otot tersebut.

2. Control ekstrinsik
Control ekstrinsik (extrinsic berarti “di luar”), yaitu mekanisme pengatur yang dicetuskan di luar suatu organ untuk mengubah aktifitas organ tersebut. Control ekstrinsik berbagai organ dan system dilaksanakan oleh system saraf dan endokrin, dua sistem kontrol utama pada tubuh. Control ekstrinsik memungkinkan pengaturan beberapa organ sekaligus untuk mencapai suatu tujuan bersama; sebaliknya, control intrinsic berfungsi untuk melayani organ tempat control tersebut bekerja. Mekanisme pengaturan keseluruhan yang terkoordinasikan penting untuk mempertahankan keadaan stabil dinamis lingkungan internal secara keseluruhan.


F.HOMEOSTASIS FISIOLOGIS

Homeostasis fisiologis dalam tubuh manusia dapat dikendalikan oleh sistem endokrin dan saraf otonom. Prosesnya terjadi melalui empat cara, yaitu :

1. Self Regulation
Sistem ini terjadi secara otomatis pada orang yang sehat. Contohnya : proses pengaturan fungsi organ tubuh

2. Kompensasi
Tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidaknormalan yang terjadi didalamnya. Misalnya apabila secara tiba – tiba lingkungan menjadi dingin, maka pembuluh darah perifer akan mengalami konstriksi dan merangsang pembuluh darah bagian dalam untuk meningkatkan kegiatan (misalnya menggigil) yang dapat menghasilkan panas sehingga suhu tubuh tetap stabil, pelebaran pupil untuk meningkatkan persepsi visual pada saat terjadi ancaman terhadap tubuh, dan peningkatan keringat untuk mengontrol kenaikan suhu tubuh.

3. Umpan Balik Negatif
Proses ini merupakan penyimpangan dari keadaan normal. Dalam keadaan abnormal, tubuh secara otomatis akan melakukan mekanisme umpan balik untuk menyeimbangkan penyimpangan yang terjadi.

4. Umpan Balik untuk Mengoreksi Ketidakseimbangan Fisiologis
Contoh, apabila seseorang mengalami hipoksia akan terjadi proses peningkatan denyut jantung untuk membawa darah dan oksigen yang cukup ke sel tubuh.


G.TAHAPAN-TAHAPAN HOMEOSTASIS

Homeostasis terdiri dari 3 tahap:

1.    Homeostasis primer

Jika terjadi desquamasi dan luka kecil pada pembuluh darah, akan terjadi homeostasis primer. Homeostasis primer ini melibatkan tunika intima pembuluh darah dan trombosit. Luka akan menginduksi terjadinya vasokonstriksi dan sumbat trombosit. Homeostasis primer ini bersifat cepat dan tidak tahan lama. Karena itu, jika homeostasis primer belum cukup untuk mengkompensasi luka, maka akan berlanjut menuju homeostasis sekunder.




2. Homeostasis Sekunder.
Jika terjadi luka yang besar pada pembuluh darah atau jaringan lain, vasokonstriksi dan sumbat trombosit belum cukup untuk mengkompensasi luka ini. Maka, terjadilah hemostasis sekunder yang melibatkan trombosit dan faktor koagulasi. Homeostasis sekunder ini mencakup pembentukan jaring-jaring fibrin. Homeostasis sekunder ini bersifat delayed dan long-term response. Kalau proses ini sudah cukup untuk menutup luka, maka proses berlanjut ke homeostasis tersier.

3. Homeostasis Tersier.
Homeostasis tersier ini bertujuan untuk mengontrol agar aktivitas koagulasi tidak berlebihan. Homeostasis tersier melibatkan sistem fibrinolisis.


H.KETIDAKSEIMBANGAN HOMEOSTASIS

Jika satu atau lebih sistem tubuh gagal berfungsi secar benar, homeostasis terganggu dan semua sel akan menderita karena mereka tidak lagi memperoleh lingkungan yang optimal tempat mereka hidup dan berfungsi. Muncul beberapa keadaan patofisiologis. Patofisiologis mengacu kepada abnormalitas fungsional tubuh (perubahan fisiologi) yang berkaitan dengan penyakit. Jika gangguan terhadap homeostasis menjadi sedemikian berat sehingga tidak lagi memungkinkan kelangsungan hidup, timbul kematian.

Hampir semua penyakit merupakan kegagalan tubuh mempertahankan homeostasis. Keberadaan seseorang dilingkungan sangat dingin tanpa pakaian dan perlindungan dapat berakibat fatal jika tubuhnya gagal mempertahankan suhu sehingga suhu tubuh turun. Hal ini disebabkan oleh terganggunya proses-proses enzimatik sel yang sangat bergangtung pada suhu tertentu. Contoh lain adalah kaehilangan drh dalam jumlah yang kecil mungkin tidak fatal karena tubuh masih mampu mengkompensasi kehilangan tersebut dengan cara meningkatkan tekanan darah mereabsorpsi cairan di ginjal dsb. Tetapi bila kehilangan darah terjadi dalam jumlah yang besar, upaya untuk mengkompensasi tubuh mungkin tidak memadai sehingga berakibat fatal. Tanggung jawab dokter dan para medis adalah untuk perawatan intensif untuk pasien-pasien yang gawat. Berbagai indicator homeostasis akan dipantau di unit intensif seperti frekuensi denyut jantung, tekanan darah, frekuensi pernapasan, suhu tubuh, kimia darah, dan mengatur keluarnya cairan tubuh. Tujuan unit adalah untuk mengambil alih fungsi homeostasis yang tidak dapat dilaksanakan oleh pasien yang sedang sakit parah sahingga tidak mampu melakukan proses homeostasis sendiri.






















DAFTAR PUSTAKA

Agung.2008.HOMEOSTASIS suatu pengantar.http//www.scrib.com.Jumat,19September2008

GuyTon,Arthur C.,Hall.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed.11.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC

Pramita,Aam Citrida.2007.Kebutuhan Dasar Manusia.Palembang:Poltekkes Depkes Palembang.
http//www.scrib.com

Raharja,Kirana.2007.Obat-Obat Penting.Jakarta:PT Alex Media Komputindo
http://zamzam2701.blogspot.co.id/2011/06/homeostasis.html

Sherwood,Lauralee.2001.Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC
Siagian,Minarma.2004.HOMEOSTASIS:Keseimbangan yang Halus dan Dinamis..Jakarta:Departemen Ilmu    
Faal FK UI. http//www.efkidp. homeostasis manusia. com.

Uncategorized.2008.Kumpulan Materi Kuliah: Manajemen Stress. http//www.scrib.com.Kamis,15 Januari
2009


Tidak ada komentar:

Posting Komentar